Format
Resensi
a) Judul : Kebebasan Abadi
b) Pengarang :
C.M. Nas
c) Penerbit :
Balai Pustaka
d) Tahun
Terbit :
Jakarta, 1995
e) Cetakan : Cetakan Pertama 1986
Cetakan Kedua 1995
f) Jumlah
Hal :
49
Masalah Buku
“Bagaimana
cara untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan dengan mencontoh perilaku para pejuang kemerdekaan pada zaman dahulu”.
Biografi pengarang
CM.
Nas, lahir tanggal 12 April 1933 di Salatiga. Pendidikan: setelah menempuh SMA di Medan, ia mengikuti
pendidikan di Akademi Film Nasional, Universitas
Jayabaya, Jakarta. Ia juga pernah mengikuti penataran
Sutradara Film yang diadakan oleh Departemen
penerangan, tahun 1978.
Pengalaman pekerjaan:
Tahun 1951 menjadi pegawai Kantor Perumahan Medan,
cabang tebing tinggi. Tahun 1952 menjadi guru SMP “Perguruan Kita” di Sumatra Utara. Tahun 1965 pimpinan
Redaksi Mingguan Indonesia jaya di Jakarta. Sekarang ia menjadi wartawan
Free-lance, disamping menulis cerita anak-anak.
Selain
menulis dan bergerak di bidang pers. CM. Nas juga aktif dalam bidang seni sastra , seni rupa, seni
drama dan film.
Sekelompok
para pejuang kita pada zaman perang, yang terdiri dari empat laki-laki yaitu
seorang kapten, sersan, komandan, dan juru mudi dan satu perempuan yaitu
seorang juru rawat. Mereka ber-empat sedang ditugaskan untuk membantu para
warga yang sedang membutuhkan bantuan dan perlindungan dari tentara jepang yang sewaktu-waktu bisa
menyerbu wilayah tersebut. Karena letak tepat warga tersebut berada di pulau
yang sangat terpencil, mulanya masing-masing dari mereka mempunyai pasukan tapi
karena perjalanan jauh dan kehabisan perbekalan jadi banyak sekali dari pasukan
tersebut yang meninggal saat perjalanan menuju pulau yang bernama hisnan ini.
Kemudian
pun hanya tersisa 4 orang tersebut yang masing-masing sebagai pemimpin disetiap
bidangnya dan dengan keadaan yang bisa
dibilang hampir sama dengan warga penduduk pulau tersebut maka bukannya mereka
yang harus membantu para warga tersebut tapi malah para warga yang membantu dan
itu menyebabkan sang kapten menjadi sangat gengsi sekali dengan para warga
karena dia menganggap kalau harga dirinya seperti diinjak-injak dan membuat ego
sang kapten menjadi sangat menonjol sekali yang berakibat kebencian kepada sang
kapten antara juru rawat, juru mudi, dan sersan pun timbul.
Pertengkaran
itu terus berlanjut hingga membuat kejenuhan dalam pikiran sang kapten sehingga
ia instropeksi diri karena ia merasa bahwa penyebab pertengkaran ini dimulai
dari egonya sendiri yang tak bisa ia kendalikan, akhirnya pada suatu malam ia
terbangun dari tidur malamnya dan pergi ke sungai, di sungai tersebut tiba-tiba
ia teringat pada masa kecilnya disaat Indonesia masih berbentuk kerajaan,
dimasa itu indonesia sangat makmur sekali karena masih tidak ada penjajahan
seperti sekarang ini terjadi, kemudia ia berkata “Aku sangat mendambakan
kebebasan abadi di bumi Khatulistiwa ini tanpa ada penjajahan seperti ini”.
Sang
surya pun menampakkan sinarnya dan saat itu juga sang kapten mengajak berunding
ketiga temannya tersebut untuk merundingkan permasalahan yang saat ini belum
terpecahkan yaitu pertentangan diantara mereka semua, perbincangan dimuali
dengan kata-kata maaf sang kapten yang mengaku bahwa dia telah salah dengan
tidak bisa mengendaikan nafsunya yang mengakibatkan perpecahan diantara mereka
dan juga akibat lainnya adalah mereka tak bisa melaksanakan tugasnya dengan
baik. Teman- temannya menerima permintaan maaf sang kapten dengan baik dan
tiba-tiba salah satu dari mereka yaitu sang juru rawat berkata,“ Mungkin perang
bisa saja mewujudkan yang tak mungkin terjadi menjadi sebuah kenyataan tapi
ingatlah bahwa tanpa perang pun kita bisa mewujudkan sesuatu yang tak mungkin
menjadi mungkin asal kita selalu bersatu memegang teguh pancasila”, dan mulai
saat itu juga perpecahan diantara mereka terselesaikan, masing-masing dari
mereka berjanji tak akan terjadi perpecahan seperti ini lagi dan akan selalu
menjalankan tugasnya dengan hikmat dan ikhlas dan lebih mengutamakan akal
pikiran dari pada ego masing-masing.
Menurut saya buku ini sangat bagus
sekali karena buku ini menyimpan cerita yang sangat seru sekali untuk dibaca
selain itu buku ini juga mengajarkan bagaimana kita menghargai pertemanan dan
keharmonisan antar sesama manusia dengan mencontoh perilaku para pejuang
kemerdekaan kita, tapi dalam buku ini ada juga sedikit kekurangannya meliputi :
1. penggunaan
kata-kata kasar yang yang sebaiknya di hapus saja dari buku ini dan diganti
dengan kata-kata yang lebih enak didengar seperti contohnya adalah kata
“Bangsat” di halaman 16 pada kalimat
“kau langsung menghina Bangsat ketika kau diledek !” dan juga dalam
kalimat “ Kau memang sudah sakit, Bangsat!”
2. kalimat-kalimat
dalam cerita ini sedikit sulit untuk dimengerti.
Tapi jika dilihat dari keseluruhannya
seperti variasi Bahasa, cover buku, alur cerita, dan amanat yang diberikan oleh
sang pengarang buku ini, menurut saya layak untuk dibaca dan sangat baik untuk
mendidik para pembaca agar bersifat cinta tanah air, saling menghargai, tau apa
arti persahabatan. Dan diharapkan si pembuat buku membaca resensi saya ini,
diharapkan agar hasil jika beliau merilis buku lagi membuat buku bisa lebih maksimal
dan sempurna lagi.
Bung Jay saya cucu dr penulis buku ini, mohon referensinya, dmn saya bisa mendapatkan bukubtsb. Trmksh
BalasHapusBung cucunya CM Nas ya..minta info donk
HapusHalo Alamanda Kusplania,Aku Dila dari Teater Syahid UIN jakarta yang ingin membawakan pentas dengan naskah Kebebasan abadi, apakah kamu benar cucunya?. Kalau benar, boleh saya minta informasi tentang C.M.Nas? Apakah C.M.Nas masih hidup atau sudah meninggal?, kalau boleh tau dimana keluarga Beliau sekarang?. Kami dari Teater Syahid ingin bersilahturahim dengan Beliau. Terima kasih
BalasHapus